Rabu, 17 Oktober 2012

Hematom Vulva


ASUHAN KEBIDANAN DALAM MEMPERSIAPKAN DAN KOLABORASI UNTUK INSISI HEMATOMA VULVA DAN ABSES PAYUDARA
BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
B.   TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. HEMATOMA VULVA
1.     Pengertian Hematoma
Hematoma adalah di dapatkannya gumpalan darah sebagai akibat cidera atau robeknya pembuluh darah wanita hamil aterm tanpa cidera mutlak pada lapisan jaringan luar. Penyebab terutama karena gerakan kepala janin selama persalinan (spontan), akibat pertolongan persalinan, karena tusukan pembuluh darah selama anestesi lokal atau penjahitan dan dapat juga karena penjahitan luka episiotomi atau ruptur perinei yang kurang sempurna.
Hematoma vulva timbul segera setelah persalinan selesai. Perdarahan ke dalam jaringan subkutan vulva dan ataupun pada dinding vagina di sebabkan oleh pecahnya pembuluh darah. Hematoma vulva jua bisa terjadi karena trauma tekanan atau berhubungan dengan perbaikan robekan perineum atau episiotomi. Ibu yang baru saja melahirkan mengeluh rasa sakit dan hal ini sangat mungkin mengalami syok derajat tertentu yang tidak berhubungan dengan besarnya hematoma. Di perlukan transfusi darah untuk mengatasi syok dan perdarahan yang lebih berat. Hematoma tersebut akan memerlukan drainase dan penjahitan kembali yang biasanya di lakukan dengan anestesi umum. Kecuali bila hematoma tersebut kecil dan hany menunjukkan gejala-gejala yang ringan.  
Lokasi hematoma obstetrik dapat di daerah infra lefatorial, misalnya hematoma vulva, perineum dan dalam fosa ischiorectal atau di daerah infra levatorial yaitu pravaginal, ligamentum latum,  dan mungkin juga naik ekstraperitoneal sampai setinggi lingkaran pelvis. Hematoma infralevatorial di tandai dengan didapatkannya tumor yang nyeri di daerah perineum atau vulva, berwarna biru merah. Tergantung besar dan lokasinya dapat memberikan keluhan lokal, gangguan kemih, atau tekanan pada pencernaan. Hematoma supralevatorial memberikan keluhan nyeri perut bawah yang semakin bertambah pasca persalinan. Kadang-kadang tampak menonjol kedepan pada sepertiga atas vagina, atau tumor di samping uterus yang cepat membesar. Bila terus menerus membesar akan di dapatkan pre-syok dan apabila tidak segera di atasi penderita jatuh dalam syok dan anemia.
Hematoma vulva paling sering berasal dari cabang-cabang arteri pudenda, termasuk arteri labialis posterior, perinealis transversal, atau rectalis posterior. Hematom paravaginal mungkin di sebabkan oleh cabang desenden arteri uterina. Pada stadium awal, hematom membentuk pembengkakan bulat yang menonjol ke dalam bagian atas saluran vagina dan mungkin hampir menutupi lumennya. Apabila berlanjut, perdarahan dapat merembes ke arah retroperitoneum dan membentuk suatu tumor yang teraba di atas ligamentum puoparti, atau kearah atas dan akhirnya mencapai batas bawah diafragma.
Hematoma yang berukuran sedang dapat di serap secara spontan. Jaringan di atas hematoma dapat berlubang akibat nekrosis yang di timbulkan oleh tekanan, dan dapat terjadi perdarahan deras. Pada kasus yang lain, isi hematoma mungkin keluar dalam bentuk gumpalan-gumpalan besar bekuan darah.
Hematoma vulva di diagnosa berdasarkan nyeri peritoneum hebat dan kemunculan mendadak benjolan yang tegang, fluktuatif, dan sensitif dengan ukuran beragam serta perubahan warna kulit diatasnya. Apabila terbentuk di dekat vagina, kadang-kadang massa mungkin tidak terdeteksi , tetapi gejala-gejala penekanan apabila penekanan bukan nyeri, atau ketidak mampuan berkemih seyogyanya di lakukan segera pemeriksaan vagina. Apabila meluas ke atas di antara ligamentum latum, hematom mungkin lolos deteksi, kecuali apabila sebagian benjolan dapat di raba dan di palpasi abdomen atau terjadi hipovelemia.
Hematoma vulva yang kecil dan teridentifikasi setelah pasien keluar dari kamar bersalin dapat di biarkan. Namun, apabila nyerinya parah, atau apabila hematoma terus membesar, terapi terbaik adalah insisi segera.
Insisi dilakukan di titik distersi maksimum di sertai evakuasi darah dan bekuan serta ligasi titik-titik perdarahan. Rongga kemudian di obliterasi dengan jahitan matras. Setelah hematoma di keringkan sering tidak di temukan titik-titik perdarahan. Pada kasus hematoma bukan rongga hematomanya yang di tampon selama 12-24 jam. Pada hematoma traktur genitalia, kehilangan darah hampir selalu jauh lebih besar dari pada yang di perkirakan secara klinis.
Hematoma subperitoneum dan supra vagina lebih sulit di terapi. Hematoma jenis ini dapat di evakuasi dengan insisi perineum, tetapi bila terjadi hemostasis komplit, yang sulit di capai dengan insisi, di sarankan tindakan laparotomi.

2.     Hematoma Vulva
Terjadinya robekan vulva disebabkan oleh karena robeknya, pembuluh darah terutama vena yang terikat di bawah kulit alat kelamin luar dan selaput lendir vagina.
Hal ini dapat terjadi pada kala pengeluaran, atau setelah penjahitan luka robekan yang senbrono atau pecahnya vasises yang terdapat di dinding vagina dan vulva. Hematoma sering terjadi dibahwah penjahitan luka episiotomi yang tidak sempurna atau robekan pada dinding vagina yang tidak dikenali merupakan sebab terjadinya hematoma. Tersebut apakah ada sumber perdarahan. Jika ada, dilakukan penghentian perdarahan. Perdarahan tersebut dengan mengikat pembuluh darah vena atau arteri yang terputus. Kemudian rongga tersebut di isi dengan kasa steril sampai padat dengan meninggalkan ujung kasa tersebut di luar. Kemudian luka sayatan dijahit dengan jahitan terputus-putus atau jahitan jelujur. Dalam beberapa hal setelah summber perdarahan ditutup, dapat pula dipakai drain.

3.     Penanganan Hematoma
a.     Penanganan hematoma tergantung pada lokasi dan besar hematoma. Pada hematoma yang kecil, tidak perlu tindakan operatif, cukup dilakukan kompres.
b.     Pada hematoma yang besar lebih-lebih disertai dengan anemia dan pre-syok, perlu segera dilakukan pengosongan hematoma tersebut. Di lakukan sayatan di sepanjang bagian hematoma yang paling terenggang. Seluruh bekuan dikeluarkan sampai kantong hematoma kosong. Dicari sumber perdarahan, perdarahan dihentikan dengan mengikat atau menjahit sumber perdarahan tersebut. Luka sayatan kemudian di jahit. Dalam perdarahan infus dapat dipasang drain atau dimasukkan kasa steril sampai padat dan meninggalkan ujung kasa tersebut diluar.

3 komentar:

  1. Hematoma sebesar telur ayam termasuk kedalam kategori besar atau kecil yaa,, pada point 3 pasien (yg juga istri saya) masih mengalami pendarahan dari vagina (pasca melahirkan, saat ini sudah 13 hari),, untuk kasus seperti ini apakah memerlukan tindakan operatif,,???

    BalasHapus
  2. Hematoma sebesar telur ayam termasuk kedalam kategori besar atau kecil yaa,, pada point 3 pasien (yg juga istri saya) masih mengalami pendarahan dari vagina (pasca melahirkan, saat ini sudah 13 hari),, untuk kasus seperti ini apakah memerlukan tindakan operatif,,???

    BalasHapus
  3. Berapa besar kemungkinan hematoma kambuh lg setelah dilakukan operasi ...

    BalasHapus