Kamis, 18 Oktober 2012

Bismillahirrahmaanirrahiim

:::.. [repost] Kisah Nyata Choirun Si Haji Nunut ..:::

Namanya Choirun Nasichien, seorang lelaki paruh baya sederhana dari Jombang. Bicaranya sangat lugu dan sikapnya teramat polos. Choirun dilahirkan dari keluarga miskin.

Sehari-hari ia memang orang yang dikenal religius di kampungnya. Eloknya, saking seringnya memakai topi haji putih, sehari-hari Choirun sudah sering dipanggil dengan sebutan ‘Haji’ oleh warga kampungnya, meski dia belum pernah ke Tanah Suci.

Ongkos naik haji saat itu sekitar Rp 6 juta tak terjangkau koceknya. Padahal, keinginan warga asli Sumobito, Jombang, Jawa Timur, untuk berhaji sudah mengganggu benaknya sejak tahun 1990. Tak hanya berdoa, Choirun juga rajin mengikuti undian berhadiah sebagai modal untuk membayar ONH. Pernah ia mengirim 900 lembar kupon sebuah undian!

Niatnya berhaji tak terbendung lagi ketika dia memenangi sebuah undian sampo pada 1992. Choirun menerima hadiah berupa emas seberat lima gram. Setelah diuangkan menjadi Rp 70 ribu, Choirun memakainya sebagai persiapan mengikut haji tahun itu juga. “Uangnya saya belikan sandal, pakaian ihram, dan perlengkapan haji yang lain,” kata pria yang bekerja sebagai petani dan pedagang ini.

Merasa tak cukup bekal, pria 45 tahun ini mencari kiat jitu. Sederhana saja. Dia ingin menerapkan kebisaannya nunut kendaraan bermotor, utamanya truk, jika ingin pergi ke mana-mana tanpa ongkos. “Seperti naik truk, kalau nanti saya disuruh turun, ya, turun. Wong namanya nunut,” katanya lugu.

Entah karena kepolosannya itu, niat Choirun terbukti mulus-mulus saja. Berbekal uang Rp 49.950, sisa penjualan emas hadiah, ditambah Rp 5 ribu dari ibunya, Siti Khoniah, Choirun mantap pergi haji. “Pada ibu, saya bilang jika dalam satu dua hari itu saya nggak kembali, berarti saya bisa naik haji. Benar juga kan? Senin berangkat, Selasa pulang, Rabu sampai Jombang,” katanya.

Dari Jombang ia naik bis ke Surabaya dan diteruskan dengan bemo ke bandara. Choirun sempat kecewa karena tak tampak jamaah haji akan berangkat. Namun, oleh seseorang ia diberitahu bahwa sore hari ada satu rombongan haji akan berangkat. Benar saja, pukul 19.00 WIB Kloter IX telihat turun dari bis siap berangkat.

Ketika melompat pagar masuk ke pesawat yang parkir di Bandara Juanda, dia masuk lewat pagar di ujung timur ruang kedatangan internasional. ”Sambil wirid, saya jalan biasa saja. Tidak ada yang menegur sampai saya berada di atas pesawat.”

Tanpa ragu, Choirun bergabung dengan rombongan tanpa satu pun Jamaah Calon Haji (JCH) merasa janggal, apalagi petugas bandara. Malah tanpa kecurigaan, ia sempat berfoto-foto sebagai kenangan. Sadar jika ia nunut, di dalam pesawat Chorun tak memilih kursi bernomor. Ada empat kursi pramugari di bagian lambung yang kosong. Di situlah ia duduk hingga seorang pramugari menegurnya saat pesawat sudah terbang menuju Jeddah.

“Saya jawab nggak apa-apa karena saya nunut,” katanya. Si pramugari tersenyum saja karena disangka bercanda. Hingga para jamaah memperolah jatah makan dan minum, posisi Choirun masih aman.

Entah kenapa, di tengah penerbangan, seorang pramugari meminta dokumen perjalanan Choirun. Pria desa yang tak paham apa itu paspor dan dokumen JCH akhirnya membuat geger seisi pesawat. Sadarlah JCH Kloter IX bahwa ada seorang penumpang gelap yang nunut di pesawat Garuda tersebut. Untung ada JCH yang satu desa dengan Choirun di Ngrumek, Sumobito, Jombang, mengenal Choirun. Namanya Pak Harto, juragan ikan, dan Pak Yazid.

“Pak Yazid Abdullah itu guru madrasah saya. Beliau meyakinkan kalau saya bukan orang gila. Dia juga bilang, saya warga satu desa dengannya. Saya miskin, tapi berniat betul menjadi haji karena sudah lama dipanggil Pak Haji,” jlentrehnya.

Meski sempat bikin heboh, di sepanjang perjalanan ke Jeddah, Choirun justru beroleh simpati seisi pesawat. Bahkan, dari rapat kru pesawat dan ketua rombongan, mulanya Choirun akan diupayakan memperoleh paspor. Sementara biaya akan ditanggung bersama oleh semua jamaah Kloter IX. Tapi, akhirnya, Choirun diputuskan harus kembali ke tanah air.

Sempat disembunyikan kru pesawat dalam toilet pesawat selama satu jam untuk menghindari pemeriksaan Imigrasi Kerajaan Arab Saudi di Bandara King Abdul Aziz. Bahkan, agar petugas imigrasi tidak curiga, toilet pesawat ditulisi ‘rusak’. Trik jitu ini membuat Choirun tak sampai berurusan dengan aparat keamanan Arab Saudi. Selama menunggu pesawat kembali ke Indonesia, Choirun hanya bisa menangis dalam toilet.

Singkatnya, Choirun dipulangkan langsung hari itu juga. Dalam perjalanan, dia malah merasa dimanjakan. Dia menjadi satu-satunya penumpang di pesawat berkapasitas 500-an kursi itu. Dia bisa menyaksikan film serta menikmati makanan kesukaannya. “Kayak wong sugih, aku iso carter pesawat. Opo ora hebat? Hehehe…,” ungkapnya.

Kasus Choirun ini mendapat liputan luas dari media massa saat itu. Maka, dia pun dijuluki “Haji Nunut.” Choirun kemudian mendapat simpati dari berbagai pihak, termasuk sebuah media harian di Jawa Timur yang menulis kisahnya secara berseri.

Ada pengalaman menarik lainnya yang dialami Choirun . Meski ia tidak berurusan dengan pihak imigrasi, kepolisian, dan bandara, karena ia nyelonong masuk ke pesawat tanpa izin petugas , dia harus berurusan dengan Detasmen Intelijen (Denintel) Kodam V/Brawijaya di Wonocolo. Berhari-hari dia menginap di sana untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Maklumlah, pada zaman Orde Baru, Den Intel cukup besar pengaruhnya dalam berbagai persoalan. Wartawan yang salah nulis pun harus ‘disekolahkan’ di Wonocolo. Nah, ketika pulang dari Wonocolo, di bawah mata Choirun terlihat seperti bekas benda tumpul. Bekas itu masih ada hingga sekarang. Namun, ketika ditanya ia mengaku jatuh terpeleset di kamar mandi ketika dimintai keterangan di Wonocolo.

“Saya tidak diapa-apakan kok,” katanya.

Kisahnya nunut pesawat mengetuk hati beberapa dermawan, ada lebih dari empat pihak yang menawarkan ONH gratis untuk Choirun. Salah satunya Haji Tosim yang akhirnya memberangkatkan haji si Choirun pada 1994.

Menariknya, saat ia benar-benar berhaji tahun itu, Choirun sempat memasuki kawasan Istana Raja Fadh, yang merupakan kawasan tertutup bagi orang biasa. Dalam komplek istana itu pula ia sempat bertemu dengan rombongan pejabat dari Indonesia, antara lain Pangab Jenderal Faisal Tanjung dan Mendikbud Wardiman Djojonegoro.

Pada tahun 2005, seorang pengusaha yang juga menaruh simpati padanya juga memberikan fasilitas Choirun naik haji gratis.

Kini, Choirun sering diminta berbagai kalangan untuk membacakan doa dalam hajatan atau memberikan tausiyah di majelis taklim. Meski sudah dua kali naik haji (beneran), Choirun Nasichien masih tetap dijuluki ‘Haji Nunut’.

***
Sumber : Halal-kan Aku Ayah

Rabu, 17 Oktober 2012

Kuesioner Masalah Mental Emosional dan Autisme


KUESIONER
MASALAH MENTAL EMOSIONAL (KMME)

NO
PERTANYAAN
YA
TIDAK
1
Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa sebab yang jelas?
(Seperti banyak menangis, mudah tersinggung atau bereaksi berlebihan terhadap hal-hal yang sudah biasa dihadapinya)


2
Apakah anak anda tampak menghindar dari teman-teman atau anggota keluarganya?
(Seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau meras sedih sepanjang waktu, kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasa diminati)


3
Apakah anak anda terlihat berprilaku merusak dan menentang terhadap lingkungan di sekitarnya?
(Seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri, seringkali melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya atau menyiksa binatang atau anak-anak lainnya serta tampak tidak peduli dengan nasehat-nasehat yang sudah diberikan kepadanya)


4
Apakah anak anda memperlihatkan adanya perasaan ketakutan atau kecemasan yang berlebihan yang tidak dapat dijelaskan asalnya atau tidak sebanding dengan anak lain seusianya?


5
Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena adanya konsentrasi yang buruk atau mudah teralih perhatiannya sehingga mengalami penurunan dalam aktivitas sehari-hari atau prestasi belajarnya?


6
Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan membuat keputusan?


7
Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola tidur?
(Seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari, sering terbangun di waktu tidur malam oleh karena mimpi buruk atau mengigau)


8
Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan?
(Seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebihan atau tidak mau makan sama sekali)


9
Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit perut atau keluhan-keluhan fisik lainnya?


10
Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya?


11
Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran perilaku atau kemampuan yang sudah dimilikinya?


12
Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang-ulang tanpa alasan yang jelas






CEKLIS DETEKSI DINI AUTIS
PADA ANAK UMUR 18-36 BULAN
CHAT (Checklist for Autism in Toddler)

A
ANAMNESIS
YA
TIDAK
1
Apakah anak senang diayun-ayun atau diguncang-guncang naik turun (bounched) di paha anda?


2
Apakah anak tertarik (memperhatikan) anak lain?


3
Apakah anak suka memanjat-manjat, seperti memanjat tangga?


4
Apakah anak suka bermain “ciluk ba”, petak umpet?


5
Apakah anak pernah bermain seolah-olah membuat secangkir the menggunakan mainan berbentuk cangkir dan teko atau permainan lain?


6
Apakah anak pernah menunjuk atau meminta sesuatu dengan menunjukkan jari?


7
Apakah anak pernah menggunakan jari untuk menunjuk ke sesuatu agar anda melihat ke sana?


8
Apakah anak dapat bermain dengan mainan yang kecil (mobil atau kubus)


9
Apakah anak pernah memberikan suatu benda untuk menunjukkan sesuatu?


B
PENGAMATAN
YA
TIDAK
1
Selama pemeriksaan apakah anak anda menatap (kontak mata) dengan pemeriksa?


2
Usahakan menarik perhatian anak, kemudian pemeriksa menunjuk sesuatu di ruangan pemeriksaan sambil mengatakan : “Lihat itu ada bola (atau mainan lain)”
Perhatikan mata anak, apakah ia melihat ke benda yang ditunjuk, bukan melihat tangan pemeriksa.


3
Usahakan menarik perhatian anak, berikan mainan gelas/cangkir dan teko. Katakan pada anak : “Buatkan secangkir susu buat mama!”


4
Tanyakan pada anak : “Tunjukkan mana gelas !” (Gelas dapat diganti dengan nama benda lain yang dikenal anak dan ada disekitar kita). Apakah anak menunjukkan benda tersebut dengan jarinya? Atau sambil menatap wajah anda ketika menunjuk ke sesuatu benda.


5
Apakah anak anda menumpuk beberapa kubus/balok menjadi suatu menara?



Hematom Vulva


ASUHAN KEBIDANAN DALAM MEMPERSIAPKAN DAN KOLABORASI UNTUK INSISI HEMATOMA VULVA DAN ABSES PAYUDARA
BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
B.   TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. HEMATOMA VULVA
1.     Pengertian Hematoma
Hematoma adalah di dapatkannya gumpalan darah sebagai akibat cidera atau robeknya pembuluh darah wanita hamil aterm tanpa cidera mutlak pada lapisan jaringan luar. Penyebab terutama karena gerakan kepala janin selama persalinan (spontan), akibat pertolongan persalinan, karena tusukan pembuluh darah selama anestesi lokal atau penjahitan dan dapat juga karena penjahitan luka episiotomi atau ruptur perinei yang kurang sempurna.
Hematoma vulva timbul segera setelah persalinan selesai. Perdarahan ke dalam jaringan subkutan vulva dan ataupun pada dinding vagina di sebabkan oleh pecahnya pembuluh darah. Hematoma vulva jua bisa terjadi karena trauma tekanan atau berhubungan dengan perbaikan robekan perineum atau episiotomi. Ibu yang baru saja melahirkan mengeluh rasa sakit dan hal ini sangat mungkin mengalami syok derajat tertentu yang tidak berhubungan dengan besarnya hematoma. Di perlukan transfusi darah untuk mengatasi syok dan perdarahan yang lebih berat. Hematoma tersebut akan memerlukan drainase dan penjahitan kembali yang biasanya di lakukan dengan anestesi umum. Kecuali bila hematoma tersebut kecil dan hany menunjukkan gejala-gejala yang ringan.  
Lokasi hematoma obstetrik dapat di daerah infra lefatorial, misalnya hematoma vulva, perineum dan dalam fosa ischiorectal atau di daerah infra levatorial yaitu pravaginal, ligamentum latum,  dan mungkin juga naik ekstraperitoneal sampai setinggi lingkaran pelvis. Hematoma infralevatorial di tandai dengan didapatkannya tumor yang nyeri di daerah perineum atau vulva, berwarna biru merah. Tergantung besar dan lokasinya dapat memberikan keluhan lokal, gangguan kemih, atau tekanan pada pencernaan. Hematoma supralevatorial memberikan keluhan nyeri perut bawah yang semakin bertambah pasca persalinan. Kadang-kadang tampak menonjol kedepan pada sepertiga atas vagina, atau tumor di samping uterus yang cepat membesar. Bila terus menerus membesar akan di dapatkan pre-syok dan apabila tidak segera di atasi penderita jatuh dalam syok dan anemia.
Hematoma vulva paling sering berasal dari cabang-cabang arteri pudenda, termasuk arteri labialis posterior, perinealis transversal, atau rectalis posterior. Hematom paravaginal mungkin di sebabkan oleh cabang desenden arteri uterina. Pada stadium awal, hematom membentuk pembengkakan bulat yang menonjol ke dalam bagian atas saluran vagina dan mungkin hampir menutupi lumennya. Apabila berlanjut, perdarahan dapat merembes ke arah retroperitoneum dan membentuk suatu tumor yang teraba di atas ligamentum puoparti, atau kearah atas dan akhirnya mencapai batas bawah diafragma.
Hematoma yang berukuran sedang dapat di serap secara spontan. Jaringan di atas hematoma dapat berlubang akibat nekrosis yang di timbulkan oleh tekanan, dan dapat terjadi perdarahan deras. Pada kasus yang lain, isi hematoma mungkin keluar dalam bentuk gumpalan-gumpalan besar bekuan darah.
Hematoma vulva di diagnosa berdasarkan nyeri peritoneum hebat dan kemunculan mendadak benjolan yang tegang, fluktuatif, dan sensitif dengan ukuran beragam serta perubahan warna kulit diatasnya. Apabila terbentuk di dekat vagina, kadang-kadang massa mungkin tidak terdeteksi , tetapi gejala-gejala penekanan apabila penekanan bukan nyeri, atau ketidak mampuan berkemih seyogyanya di lakukan segera pemeriksaan vagina. Apabila meluas ke atas di antara ligamentum latum, hematom mungkin lolos deteksi, kecuali apabila sebagian benjolan dapat di raba dan di palpasi abdomen atau terjadi hipovelemia.
Hematoma vulva yang kecil dan teridentifikasi setelah pasien keluar dari kamar bersalin dapat di biarkan. Namun, apabila nyerinya parah, atau apabila hematoma terus membesar, terapi terbaik adalah insisi segera.
Insisi dilakukan di titik distersi maksimum di sertai evakuasi darah dan bekuan serta ligasi titik-titik perdarahan. Rongga kemudian di obliterasi dengan jahitan matras. Setelah hematoma di keringkan sering tidak di temukan titik-titik perdarahan. Pada kasus hematoma bukan rongga hematomanya yang di tampon selama 12-24 jam. Pada hematoma traktur genitalia, kehilangan darah hampir selalu jauh lebih besar dari pada yang di perkirakan secara klinis.
Hematoma subperitoneum dan supra vagina lebih sulit di terapi. Hematoma jenis ini dapat di evakuasi dengan insisi perineum, tetapi bila terjadi hemostasis komplit, yang sulit di capai dengan insisi, di sarankan tindakan laparotomi.

2.     Hematoma Vulva
Terjadinya robekan vulva disebabkan oleh karena robeknya, pembuluh darah terutama vena yang terikat di bawah kulit alat kelamin luar dan selaput lendir vagina.
Hal ini dapat terjadi pada kala pengeluaran, atau setelah penjahitan luka robekan yang senbrono atau pecahnya vasises yang terdapat di dinding vagina dan vulva. Hematoma sering terjadi dibahwah penjahitan luka episiotomi yang tidak sempurna atau robekan pada dinding vagina yang tidak dikenali merupakan sebab terjadinya hematoma. Tersebut apakah ada sumber perdarahan. Jika ada, dilakukan penghentian perdarahan. Perdarahan tersebut dengan mengikat pembuluh darah vena atau arteri yang terputus. Kemudian rongga tersebut di isi dengan kasa steril sampai padat dengan meninggalkan ujung kasa tersebut di luar. Kemudian luka sayatan dijahit dengan jahitan terputus-putus atau jahitan jelujur. Dalam beberapa hal setelah summber perdarahan ditutup, dapat pula dipakai drain.

3.     Penanganan Hematoma
a.     Penanganan hematoma tergantung pada lokasi dan besar hematoma. Pada hematoma yang kecil, tidak perlu tindakan operatif, cukup dilakukan kompres.
b.     Pada hematoma yang besar lebih-lebih disertai dengan anemia dan pre-syok, perlu segera dilakukan pengosongan hematoma tersebut. Di lakukan sayatan di sepanjang bagian hematoma yang paling terenggang. Seluruh bekuan dikeluarkan sampai kantong hematoma kosong. Dicari sumber perdarahan, perdarahan dihentikan dengan mengikat atau menjahit sumber perdarahan tersebut. Luka sayatan kemudian di jahit. Dalam perdarahan infus dapat dipasang drain atau dimasukkan kasa steril sampai padat dan meninggalkan ujung kasa tersebut diluar.